Biasakan Membeli Untuk Mengapresiasi Karya Teman
|Rasanya masih banyak dari kita yang belum paham akan pentingnya membeli untuk mengapresiasi.
Dan ketika di-arahkan untuk membeli, banyak dari kita yang membalas dengan jurus andalan: Kalau Bisa Gratis, Buat Apa Harus Beli?
Kalimat sakti itulah yang sering keluar dari mulut kita ketika berhadapan dengan 2 pilihan yang harus dipilih.
Membeli atau minta gratisan.
Dan parahnya, hal ini juga sering terjadi dalam pergaulan sesama teman.
Termasuk teman dekat.
Ngakunya sih teman. Tapi kok malah gak mau mengapresiasi karya temannya?
Katakanlah, ada teman kita yang telah berjuang sekian lama untuk menulis buku, dan akhirnya berhasil membuat bukunya terpampang di rak buku gramedia.
Karena menganggap kita sebagai temannya, dia-pun mempromosikan bukunya kepada kita.
Dengan harapan kita mau membeli buku tersebut. Atau paling tidak, kita mau membantu mempromosikannya.
Namun yang terjadi sungguh di luar dugaan.
Bukannya membeli atau membantu mempromosikan, kita malah minta diskon.
Bahkan ada yang tega untuk minta secara cuma-cuma (Gratis)!
Wow, ajaib kan?
Sekarang coba pikirkan baik-baik…
Berapa lama waktu yang dia habiskan untuk membuat naskah?
Belum lagi jika harus melakukan proses editing.
Kalau hanya menulis artikel sepanjang 300 – 500 kata seperti di blog ini mungkin gampang.
Tapi ini berbeda.
Ada ratusan halaman yang harus segera dirampungkan dan semuanya membutuhkan fokus dan ketelitian.
Mari Budayakan Membeli Untuk Mengapresiasi
Melalui tulisan kali ini, Saya mengajak kita semua untuk lebih menghargai karya-karya yang ada.
Terlebih lagi jika itu adalah karya orang yang kita sayangi dan dekat dengan kita.
Kalau-pun belum mau dan mampu untuk membeli, paling tidak jangan berkomentar negatif terhadap si pemilik karya.
Jangan cap teman-mu pelit kalau dia gak mau ngasih karyanya secara cuma-cuma.
Dan kalau menemukan versi bajakannya, bantu untuk menghentikan. Atau paling tidak, jangan ikut untuk menyebarkan.
Jika semua orang berpikiran maju seperti ini, akan semakin banyak karya-karya positif yang bermunculan di Indonesia.
Kedepannya, anak-anak sekolah dasar yang ketika ditanya cita-cita nya oleh sang guru, mereka tidak melulu akan mengatakan dokter.
Akan terdengar cita-cita lain seperti penulis buku, web developer, digital marketer, dan profesi lainnya yang dulu terdengar aneh, tapi sangat menjanjikan saat ini dan di masa yang akan datang.
Mengapa?
Karena karya-karya mereka sudah di-apresiasi dengan sangat layak.
Semoga.
Membeli untuk mengapresiasikan, menurut hemat saya membeli untuk menolong. Tidak ada salahnya kita membeli buku yang dijual teman apabila budget nya cukup. Namun tidak dipungkiri sesuatu yg gratis itu banyak diminati. Depreso
GRATIS memang lebih menggoda ya. Hehehe.
Banget neh artikelnya. Aku juga ngerasain pas buku terbit banyak yg minta gratisan 😁 tapi aku mah dulu baik ta bagi-bagi tapi kalo sekarang kayaknya enggak deh. Makanya kalo ada temen yg nerbitin buku nggak mau tuh nadong hehe
Dan sekarang jangan mau lagi kasih gratisan untuk karya kita Mbak :D
MasyaAllah betul sekali, Om. harus segera rubah mindset. saya ngalamin banget. udah bikin buku 300 halama tiba-tiba temen minta dong bukunya. kan buat sampel. mulai dari sana hatiku mulai teriris. hikzz
Kalau udah gini, kita memang cuma bisa sabar.
Tapi sambil terus ikhtiar mengedukasi kalau karya kita LAYAK BELI.
Setuju abang, apresiasi karya memang sepertinya agak sulit. Terinspirasi dari salah satu bos di kantor, yang hobinya belanja kopi dari bisnis kecil pedagang sekitar, yang katanya mengapresiasi bisnis lokal dari pada beli di di kopi bintangBucks.
Savage Bosnya. Bintang 5!
Sangat setuju bang. Dia memang teman kita, namun tak sepantasnya harus melulu minta gratisan untuk produk atau jasa kita, seharusnya dia paham akan apresiasi terkait apa yang kita ciptakan dengan membelinya, bukan meminta gratisannya.
Memang susah sih, hampir semua jenis produk dan jasa yg gratis pasti selalu paling diminati. Padahal, belum tau aja yg gratis itu belum tentu bisa memuaskan dia dan belum tentu safe seperti themes wordpress, blogspot yg nulled gitu..
Senjata andalannya: “Harga Teman” Hehehe.
Bener banget itu mengapresiasi sekaligus mendukung kan. Makanya kalau daku menerbitkan buku, jangan lupa di beli yak pak de hehe
Kalau cocok, kemungkinan besar dibeli. Minimal nggak akan minta gratis :D
Membeli untuk mengapresiasi, Keren bahasanya. Ga selamanya membelikan butuh ya Kak. Jangan sampe Minta gretongan mulu hehe
Betul. Karena buat karya itu nggak mudah.
Yap. Karena buat karya itu nggak mudah dan butuh “Modal”
Wah coba semua orang Indonesia kaya Bang Reza pemikirannya,, pasti ada Indonesia bakal maju nih,,, memang beda Blogger PanutanQue
Wah. Mas Irwin ini yang panutan dan idola kita semua. Ngisi sharing session KBJ lagi dong.
Setuju banget sih ini. “Harga temen” itu malah menurutku ya harga pasar, malah kalau bisa melebihi harga yang seharusnya. Yakali mereka sudah susah-susah bikin karya kita malah minta gratisan, emang mereka bikinnya sehari jadi gitu?
Kalau aku sih tiap ada yang punya karya, kalau bisa kubeli, pasti kubeli. Gak bakal aku minta gratisan, karena kutau susahnya bikin karya dan betapa mereka perlu “apresiasi” yang bukan sekadar bilang karyanya bagus
Betul. Baiknya memang dibeli. Kalau belum mau beli, minimal jangan minta gratisan.
Wah bener banget bang.. Bisnis tetaplah bisnis, ga mandang temen ataupun siapapun.
Kasus begini kayaknya banyak bgt terjadi bang, temennya dagang bakso. Mampir terus tiap hari minta bakso gratis wwkkw..
Wah. Ini bukan teman tapi ngaku temen kayaknya.
Sepakaaaat benerrr. Membeli untuk mengaperesiasi memang kudu diterapin coy. Diposisikan aja sama diri kita, kalau seandainya karya kita yg nggak dihargai, kita kecewa nggak. makanya saling mengapresiasi karya itu importaaaant! Of course, mari kita budayakan membeli (untuk mengapresiasi) ;)
Bener. Karena membuat suatu karya itu ada harganya.